Diantara amalan-amalan dalam syari'at Islam, Ada dinataranya amalan-amalan ringan akan tetapi memiliki balasan pahala seperti haji dan umroh, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Amalan-amalan Berpahala Haji & Umroh
Amalan-amalan tersebut antara lain :.
Pertama, Menuju Masjid untuk Shalat Berjamaah dalam Keadaan Suci
Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Pertama, Menuju Masjid untuk Shalat Berjamaah dalam Keadaan Suci
Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لاَ يُنْصِبُهُ إِلاَّ إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلاَةٌ عَلَى أَثَرِ صَلاَةٍ لاَ لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِى عِلِّيِّينَ
”Barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk shalat jamaah dalam keadaan telah bersuci, maka pahalanya seperti pahala orang berhaji dalam keadaan ihram . Dan barangsiapa beranjak untuk melakukan shalat Dhuha dan tidak ada yang menyebabkan dia keluar (dari rumahnya) kecuali untuk shalat Dhuha maka pahalanya seperti pahala orang yang umrah. Dan shalat setelah melaksanakan shalat yang di antara kedua shalat tersebut tidak membicarakan masalah dunia, adalah amalan yang akan dicatat di illiyiin . (HR. Abu Daud, Shahih ).
Kedua, Melakukan Kajian di dalam Masjid
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُرِيدُ إِلَّا لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ كَانَ لَهُ أَجْرُ مُعْتَمِرٍ تَامِّ الْعُمْرَةِ، فَمَنْ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُرِيدُ إِلَّا لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ فَلَهُ أَجْرُ حَاجٍّ تَامِّ الْحِجَّةِ
Siapa yang berangkat ke masjid di pagi hari, tidak memiliki tujuan apapun selain untuk belajar agama atau mengajarkannya, maka dia mendapatkan pahala orang yang melakukan umrah sempurna umrahnya. Dan siapa yang berangkat ke masjid sore hari, tidak memiliki tujuan apapun selain untuk belajar agama atau mengajarkannya, maka dia mendapatkan pahala orang yang berhaji sempurna hajinya. (HR. Hakim - Shahih).
Ketiga, Melakukan Sholat Isyraq
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian duduk berdzikir memuji Allah hingga terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat, maka dia mendapatkan pahala haji dan umrah. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan: Sempurna..sempurna..sempurna. (HR. Turmudzi - Hasan).
Syaikh Muhammad Mukhtar as-Syinqithi (pengajar di Masjid Nabawi) memberikan penjelasan hadis ini, bahwa keutamaan amalan ini hanya dapat diraih jika terpenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
Pertama, Shalat subuh secara berjama’ah di Masjid.
Kedua, duduk berdzikir. (Termasuk berdzikir adalah membaca Al-Qur’an, beristighfar, membaca buku-buku agama, memebrikan nasehat, diskusi masalah agama, atau amar ma’ruf nahi mungkar).
Ketiga, duduk di tempat shalatnya sampai terbit matahari. (Tidak boleh pindah dari tempat shalatnya).
Keempat, shalat dua rakaat. (shalat isyraq). yang dikerjakan setelah terbitnya matahari setinggi tombak. (sekitar 15 menit setelah terbit)