Allah Diingat Hanya Saat Susah
Takwa adalah perkara yang selalu di wasiyatkan dan di pesankan, baik oleh Allah maupun oleh Rasul shallalaahu ‘alaihi wasallam. Hal itu menunjukan betapa pentingnya ketakwaan itu. Takwa adalah ukuran kemulyaan kita dalam pandangan Allah,semakin tinggi ketakwaan kita semakin tinggilah derajat kemulyaan kita di pandangan Allah, oleh karena itu marilah kita tingkatkan ketakwaan kita dengan berusaha sekuat tenaga berdaya upaya menjalankan perintah dan menjauhi larangan Nya serta tanamkan dalam diri kita perasaan takut akan murka Nya dan berharap rahmat Nya.
Abu Hurairah ra,bahwa Nabi shallallaahu’alaihi wa sallam bercerita tentang tiga orang dari Bani Israil yang ditakdirkan Allah punya masalah dalam kehidupan sosialnya tidak seperti orang lain pada umumnya. Yang satu berpenyakit kusta, yang satunya lagi kepalanya tidak berambut sehelaipun dan yang satu nya lagi buta. Yang tentunya ketiga orang ini dalam kehidupan sosialnya menjadi cibiran dan hinaan orang lain mereka terasing dalam kehidupan sosialnya. Allah hendak menguji mereka seberapa hebat keimanan,ketaatan dan kesabaran mereka,maka Allah kirimkan pada mereka malaikat yang akan mengujinya.
Lalu malaikat itu mendatangi laki laki yang berpenyakit kusta dan bertanya ”apa yang paling kamu sukai?” laki laki itu menjawab ”aku ingin berparas cakep, kulit yang lembut dan penyakit yang menjadi bahan ejekan orang itu hilang dariku”. Lalu malaikat itu mengusapnya, seketika hilanglah penyakitnya dan ia berparas cakep. Kemudian malaikat itu bertanya lagi,”harta apa yang paling kamu sukai? “unta” kata laki laki itu. Lalu diberilah dia unta. Malaikat berkata sambil memberikan unta tersebut “بَاركَ الله لَكَ فِيهَا . “. (keberkahan Allah bagimu pada unta itu)
Malaikat tersebut mendatangi laki laki yang berkepala botak dan bertanya padanya, apa yang paling kamu sukai? “rambut yang bagus hingga orang lain tidak mengejekku lagi” jawab laki laki itu. Malaikat itu mengusapnya, seketika itu dia kepalanya berambut indah, lalu malaikat itupun bertanya lagi, harta apa yang paling kamu sukai? “sapi” jawab laki laki itu,lalu malaikat tersebut memberikan padanya sapi yang sedang bunting, sambil berkata ” بارك الله لك فيها “ (keberkahan Allah bagimu pada unta itu)
Lalu malaikat itupun mendatangi laki laki yang buta, dan bertanya padanya, apa yang paling kamu inginkan? “aku ingin sekali Allah memngembalikan penglihatan ku hingga aku dapat melihat orang lain” jawab laki laki itu. Maka dia mengusapnya, dan qodarullah Allah menjadikannya bisa melihat Kembali. Setelah itu malaikat bertanya harta apa yang kamu inginkan? “kambing” jawab laki laki itu. Lalu dia diberi induk kambing. Maka beranak pinaklah unta,sapi dan kambing itu. maka masing masing memiliki selembah unta, yang satunya selembah sapi dan yang satunya lagi selembah kambing.
Setelah bertahun tahun dari mulai masalahnya selesai ketiga laki laki itu memiliki kehidupan yang normal tdak lagi menjadi ejekan orang lain bahkan punya kehormatan di tengah masyarakat dengan harta yang melimpah, malaikat itu mendatangi Kembali laki laki yang dulu berpenyakit kusta itu, dengan penampilan yang persis seperti kondisi laki laki itu sebelum dia kaya raya. Malaikat itu berkata: “aku ini laki laki yang jatuh miskin,aku kehabisan bekal dalm perjalananku ini, hari ini aku sampai padamu dengan dengan idzin Allah, demi Dzat yang telah memberimu paras yang tampan, kulit yang halus dan harta berupa unta, aku mohon padamu bekal untuk melanjutkan perjalananku”. “kewajibanku banyak aku tidak bisa memberimu sedikitpun dari hartaku ini” jawab laki laki itu.
Mendengar jawaban itu, malaikat tadi berkata: ”kayanya aku mengenal dirimu, bukankah engkau yang dulu kusta, yang di kucilkan oleh orang lain dan juga faqir, lalu Allah memberimu harta? Mendengar ungkapan itu laki laki tersebut kaget kok dia tahu keadaan dirinya sebelum sekarang ini, tapi dia mengingkarimya dan berkata:
“ إِنَّمَا وَرِثْتُ هَذَا المالَ كَابِراً عَنْ كَابِرٍ“
Sesungguhnya aku mewarisi harta ini dari nenek moyangku” (bukan seperti yang kamu tuduhkan) Malaikat kemudian menjawab:
إنْ كُنْتَ كَاذِباً فَصَيَّرَكَ الله إِلَى مَا كُنْتَ “
jika kamu berdusta, semoga Allah menjadikan mu sebagaimana keadaan kamu dahulu.
Begitu juga malaikat tesebut mendatangi laki laki yang dahulunya tidak berambut dan miskin, yang kemudian Allah menumbuhkan rambut kepalanya dengan indah dan memberikan seekor sapi yang bunting hingga dia menjadi kaya raya dan terpandang, namun dia menginggkarinya akhirnya Allah menjadikan dia Kembali miskin dan rambut kepalanya rontok Kembali.
Kemudian malaikat itu mendatangi laki laki yang dulunya tidak bisa melihat, dengan penampilan yang persis seperti kondisi laki laki itu sebelum nya Malaikat itu berkata: “aku ini laki laki yang jatuh miskin, aku kehabisan bekal dalm perjalananku ini,hari ini aku sampai padamu dengan dengan izin Allah, demi Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu dan memberimu harta berupa kambing,aku mohon padamu bekal untuk melanjutkan perjalananku”. Laki laki itu berkata:
قَدْ كُنْتُ أعمَى فَرَدَّ اللهُ إِلَيَّ بَصَرِي فَخُذْ مَا شِئْتَ وَدَعْ مَا شِئْتَ فَوَاللهِ ما أجْهَدُكَ اليَومَ بِشَيءٍ أخَذْتَهُ للهِ - عز وجل -.
Dulu aku dalam keadaan buta tak bisa melihat, lalu Allah mengembalikan penglihatanku,maka ambillah apa yang kamu mau ambil dan tnggalkan apa yang kamu mau tinggalkan, hari ini demi Allah, sungguh aku serahkan padamu apapun yang kamu mau ambil karena Allah Azza wa Jalla.
Mendengar jawaban dari laki laki yang dulunya buta itu malaikat kemudian berkata :
أمْسِكْ مالَكَ فِإنَّمَا ابْتُلِيتُمْ . فَقَدْ رضي الله عنك ، وَسَخِطَ عَلَى صَاحِبَيكَ.
Simpan dan jaga hartamu sesungguhnya Allah menguji kalian (tiga orang tersebut di atas), Allah senanng dengan sikapmu dan Allah murka terhadap dua sahabatmu.
(hadits muttafaq alaihi dari Abu Hurairah, di nukil oleh imam An Nawawi dalam kitab Riadhus shalihin, hadits ke 6 bab Al muroqobah)
__________________________________
Dari kisah diatas kita dapat pelajaran, bahwa ada orang yang ketika di uji dengan penderitaan dan kesusahan, bisa bertahan dan menerima bahkan sangat dekat dengan Allah, ia taat pada Allah melakukan ibadah dengan berbagai kekurangannya semua deritanya ia keluhkan pada Allah, bibirnya selalu basah dengan dzikir dan istighfar, namun pada saat di uji dengan kesenangan, ia gagal, ia menjadi orang yang sombong, ia merasa bahwa apa yang ia peroleh hari ini merupakan mutlak hasil dirinya, la menjadi orang yang kikir, dzikir dan istighfar sudah tak terdengar lagi keluar dari bibirnya. Inilah yang di sebutkan Allah dalam firmanNya:
فَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَانَاۖ ثُمَّ اِذَا خَوَّلْنٰهُ نِعْمَةً مِّنَّاۙ قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ ۗبَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan nikmat Kami kepadanya dia berkata, “Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena kepintaranku.” Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (qs;Az Zumar:49)
Allah SWT berfirman pada QS. Yunus ayat 12 :
وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَسَّهُ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yunus 10:12).
Ada juga orang yang pada saat di uji baik dengan kesenangan maupun penderitaan, tetap kokoh tak tergoyahkan, ia tetap taat dan dekat dengan Allah bahkan selalu mersa di awasi oleh Allah,ia sadar bahwa semua yang ia dapatkan hari ini, adalah titipan pemberian Allah yang harus digunakan sesuai dengan petunjuk Allah, dan ia pun sadar bahwa satu hari nanti Allah pasti akan mengambilnya Kembali. Inilah orang yang meyakini :
إنا لله وإنا إليه راجعون
jangankan hartaku, nyawakupun milik Allah, kapanpun Allah mau mengambilnya Dialah pemiliknya, Aku Ridha ya Allah,.
Surat Al-Baqarah Ayat 152
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Abdullah ibnu Wahb meriwayatkan dari Hisyam ibnu Sa'id, dari Zaid ibnu Aslam, bahwa Nabi Musa pernah berkata, "Wahai Tuhan-ku, bagaimana aku bersyukur kepada-Mu?" Tuhan berfirman kepadanya, "Ingatlah Aku dan jangan kamu lupakan Aku. Maka apabila kamu ingat kepada-Ku, berarti kamu telah bersyukur kepada-Ku. Apabila kamu lupa kepada-Ku, berarti kamu ingkar kepada-Ku."
Al-Hasan Al-Basri, Abul Aliyah, As-Saddi, dan Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan bahwa Allah Swt. selalu mengingat orang yang ingat kepada-Nya, memberikan tambahan nikmat kepada orang yang bersyukur kepada-Nya, dan mengazab orang yang ingkar terhadap-Nya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, Makhul Al-Azdi yang mengatakan asar berikut, bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Umar, "Bagaimanakah menurutmu tentang orang yang membunuh jiwa, peminum khamr, pencuri, dan pezina yang selalu ingat kepada Allah, sedangkan Allah Swt. telah berfirman: 'Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian ' (Al Baqarah:152)?" Ibnu Umar menjawab, "Apabila Allah mengingat orang ini, maka Dia mengingatnya melalui laknat-Nya hingga dia diam."
Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Makna yang dimaksud ialah: "Ingatlah kalian kepada-Ku dalam semua apa yang telah Kufardukan atas kalian, maka niscaya Aku akan mengingat kalian dalam semua apa yang Aku wajibkan bagi kalian atas diri-Ku".