"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

Bagaimana Menyambut Ramadhan?




Bagaimana Menyambut Ramadhan?


Pertama: Memperbanyak doa

Perbanyak doa agar Allah menyampaikan kita bertemu dengan ramadhan dalam keadaan sehat dan mendapat taufik. Diantara doa sebagian sahabat ketika datang Ramadhan, diajarkan oleh al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitab Lathaiful Ma’arif:

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلِّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif)

Doa lainnya, dibaca ketika hilal mulai terlihat atau di awal bulan ramadhan:

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ

Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu bagi kami membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan islam, dan membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai bulan), adalah Allah.” (HR. Ahmad 888)

Adapun doa yang ini sebenarnya doa umum yang dibaca Nabi ﷺ setiap bertemu dengan bulan baru, bukan hanya bertemu ramadhan. Namun doa ini sangat indah dibaca di awal bulan ramadhan agar Allah membawa kita pada kebaikan di bulan tersebut dengan keamanan, keimanan, dan bimbingan taufik-Nya.

Kedua: Bahagia Menyambut Ramadhan

Nabi ﷺ memberikan kabar gembira kepada para sahabat ketika ramadhan datang. Beliau bersabda:

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ خيرها فقد حرم

“Telah datang kepada kalian ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah wajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini, akan dibukakan pintu-pintu surga, dan ditutup pintu-pintu neraka, dan syetan-syetan dibelenggu. Di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendapatkan pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan.” (HR. Ahmad, Nasai 2106, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Bagaimana seorang hamba tidak bergembira dengan kedatangan ramadhan? bulan yang membawa banyak sekali kebaikan dan menjauhkan dari keburukan. Di bulan inilah manusia lebih mudah melakukan kebaikan. Di bulan ramadhan inilah shalat berjamaah di masjid lebih semarak, tadarus kita bertambah, sedekah kita lebih banyak, dan keburukan-keburukan akhlak seperti ghibah, dusta, dan sebagainya berkurang luar biasa. Allah ﷻ berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah! Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, dengan itu semua hendaklah mereka bergembira. (Karunia dan Rahmat Allah) itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS Yunus: 58)

Ketiga: Bertekad Menghapus Dosa dan Maksiat

Penting memiliki tekad mendapatkan ampunan di bulan ramadhan, agar memiliki lembaran baru yang bersih di hadapan Allah setelah ramadhan. Saking besarnya kesempatan mendapatkan ampunan di bulan Ramadhan, Ibnu Rajab al-Hanbali menukil perkataan salaf:

من لم يغفرْ لَه في رمضان فلن يغفر له فيما سواه؛

“Barangsiapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan, maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya.” (Lathaif Al-Ma’arif)

Nabi ﷺ mengaminkan doa Jibril ‘Alaihis Salam,

رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ : آمِينَ

“Jibril ‘Alaihissalam berkata kepadaku: ‘semoga merugi seseorang yang ia masuk ke dalam bulan Ramadhan lalu tidak diampuni dosanya.’ Maka aku (Nabi Muhammad ﷺ) katakan: Aamiin (Ya Allah, kabulkanlah).” (HR at-Tirmidzi: 3545; Ahmad: 7444; Ibnu Hibban: 908)

Keempat: Berbekal Ilmu Tentang Ramadhan

Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari ramadhan yang akan kita hadapi, bekali dengan ilmu-ilmu terkait dengannya. Ilmu ini akan menuntun kita mendapatkan manfaat yang maksimal ketika bertemu dengan Ramadhan. Diantara ilmu yang harus dipelajari ketika sebelum ramadhan adalah:

Hakikat dan arti puasa ramadhan
Dampak puasa ramadhan
Perkara-perkara yang wajib dilakukan di bulan Ramadhan,
Perkara-perkara yang membatalkan shaum ramadhan
Sunnah-sunnah shaum, seperti: sunnah makan sahur, menyegerakan berbuka, memperbanyak doa sebelum waktu berbuka, qiyam ramadhan, anjuran memperbanyak tilawah al-Quran, kedermawanan di bulan ramadhan.
Perkara-perkara yang mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa ramadhan; dan sebagainya

Kelima: Mempersiapkan Keluarga Menghadapi Ramadhan

Sebagai kepala keluarga, ayah memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing anggota keluarga untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari bulan Ramadhan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan mendirikan majelis ilmu tentang Ramadhan di rumah minimal satu kali per pekan. Dalam majelis ini, ayah dapat memimpin diskusi dan pembelajaran bersama keluarga tentang berbagai aspek penting terkait bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan di point ke-4 di atas. 

Jika ayah tidak menguasai ilmu-ilmu tersebut, saya sangat menganjurkan untuk menggunakan buku-buku tentang Ramadhan yang telah ditulis oleh para ulama terkemuka yang diakui keshahihan ilmunya. Dengan bersama-sama membaca dan mempelajari buku-buku tersebut dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperkuat ikatan iman dalam keluarga. Selain itu juga menambah pengetahuan tentang ramadhan dan mempersiapkan diri dan keluarga mendapatkan manfaat yang maksimal dari bulan Ramadhan, yaitu mendapatkan ampunan Allah dan menjadi manusia bertaqwa.

Keenam: Menghadirkan Hati Yang Selamat

Menghadirkan hati yang selamat, yang lapang dan bersih dari permusuhan, iri, dengki, dendam dan kebencian terhadap kaum muslimin. Ketika hati terbebas dari beban-beban negatif tersebut, jiwa menjadi lebih tenang dan terbuka untuk menerima berbagai keberkahan Ramadhan dengan sepenuh hati. Selain itu, membebaskan diri dari permusuhan dengan sesama manusia memungkinkan untuk memperkuat hubungan sosial yang harmonis, yang pada gilirannya menciptakan lingkungan yang mendukung dalam ibadah. Sekalipun mungkin tanpa saling berkirim pesan meminta maaf, cukup ketika hati kita membebaskan semua beban-beban negatif pada hati, memaafkan kesalahan teman-teman yang pernah menyakiti, akan lebih memudahkan langkah untuk fokus dalam ibadah selama bulan Ramadhan.

Label