Hujan dalam Sejarah Perjuangan Nabi dan Para Sahabat
Rahmat, Pertolongan, dan Ketenangan dari Langit
Hujan bukan hanya fenomena cuaca. Dalam sejarah para nabi dan sahabat, hujan hadir sebagai tentara Allah yang memperkuat dakwah, menyelamatkan orang beriman, dan menggagalkan makar musuh.
Artikel ini membahas tiga kisah besar: Nabi Musa, Perang Khandaq, dan Hudaibiyah, lengkap dengan dalil, penjelasan ulama, serta kisah singkat saat hujan itu turun.
1. Hujan yang Memadamkan Api dari Serangan Fir’aun terhadap Nabi Musa
Kisah Singkat Peristiwa Hujannya
Sebagian ahli sejarah (disebutkan oleh Ibn Katsir dalam al-Bidāyah wa an-Nihāyah) menceritakan bahwa Fir‘aun pernah memerintahkan kaumnya untuk mengumpulkan kayu-kayu lalu menyalakan api yang besar dengan tujuan membakar Nabi Musa dan pengikutnya. Api menjulang tinggi dan panasnya terasa dari kejauhan. Namun tiba-tiba langit gelap, lalu turunlah hujan deras yang memadamkan api itu. Fir‘aun dan kaumnya tercengang karena mereka yakin api itu mustahil padam kecuali jika ada kuasa luar biasa.
Ibn Katsīr menukil ucapan sebagian salaf:
« فَأَرْسَلَ اللّٰهُ مَطَرًا فَأَطْفَأَ النَّارَ وَنَجَّىٰ مُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ »
“Allah menurunkan hujan yang memadamkan api itu, dan Allah menyelamatkan Musa beserta kaumnya.”
Allah ﷻ berfirman menggambarkan kebinasaan Fir‘aun sebagai akhir dari berbagai makar mereka:
﴿ فَأَرَادَ أَنْ يَسْتَفِزَّهُمْ مِنَ الْأَرْضِ فَأَغْرَقْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ جَمِيعًا ﴾
“Maka Fir‘aun bermaksud untuk mengusir mereka dari bumi (Mesir). Lalu Kami pun menenggelamkan dia bersama semua orang yang bersamanya.” (QS. Al-Isrā’: 103)
Hikmah:
Allah mengubah hujan menjadi “pelindung” bagi Nabi Musa. Api yang dibuat manusia tidak berarti apa-apa jika Allah menurunkan hujan dari langit.
PENYEBAB UTAMA FIR‘AUN INGIN MEMBAKAR MUSA
1. Karena Musa mengancam kekuasaannya.
2. Karena dakwah Musa meruntuhkan propaganda ketuhanan Fir‘aun.
3. Karena rakyat mulai percaya kepada Musa.
4. Karena mukjizat Musa membuat Fir‘aun malu di depan rakyat.
- tongkat menjadi ular besar,
- tangan bercahaya putih,
- kemenangan atas para penyihir,
- munculnya bencana tūfān (banjir besar), belalang, kutu, katak, darah, dan lainnya, maka masyarakat mulai percaya kepada Musa.
Para penyihir sendiri mengakui:
﴿ آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى ﴾
(QS. Thāhā: 70)
Hal ini membuat Fir‘aun sangat ketakutan karena pengaruh Musa semakin besar.
5. Karena Fir‘aun ingin menakut-nakuti Bani Israil dengan hukuman yang ekstrem.
6. Dalam riwayat tambahan: Fir‘aun frustasi karena berulang kali gagal membunuh Musa.
- Fir‘aun pernah mencoba membunuh Musa sejak kecil, tetapi selalu gagal.
- Musa lolos dari segala upaya: dibunuh, dicekik, diracun, dan lainnya.
- Upaya membakar Musa adalah salah satu rencana puncak.
2. Perang Khandaq: Hujan dan Angin Menghancurkan Koalisi Musuh
Kisah Singkat Peristiwa Hujannya
Pada malam-malam paling genting Perang Khandaq, pasukan musyrikin Ahzab yang berjumlah lebih dari 10.000 orang berkumpul di sekitar Madinah. Mereka membangun tenda, memasak, menghidupkan api, dan menyiapkan logistik untuk serangan besar. Di sisi lain, kaum muslimin sangat kelelahan, kelaparan, dan ketakutan.
Di tengah malam, tiba-tiba angin sangat kencang bertiup dan hujan deras turun. Hujan itu menumbangkan tenda-tenda musuh, memadamkan api mereka, membasahi pakaian, merusak perbekalan, menumpahkan periuk makanan, hingga membuat ternak mereka lari. Abū Sufyān—pemimpin Quraisy saat itu—akhirnya berkata kepada pasukannya:
“Ini bukan tempat tinggal. Pulanglah! Kita tidak mungkin bertahan.”
Koalisi musuh bubar tanpa terjadi perang besar.
Allah ﷻ berfirman:
﴿ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا ﴾
“Lalu Kami mengirimkan kepada mereka angin (kencang) dan bala tentara yang tidak dapat kalian lihat.” (QS. Al-Ahzāb: 9)
Ibn Katsīr menafsirkan:
« بَعَثَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ رِيحًا شَدِيدَةً وَمَطَرًا فَقَلَبَ قُدُورَهُمْ وَقَوَّضَ خِيَامَهُمْ »
“Allah mengirimkan angin kencang dan hujan yang menumpahkan periuk mereka dan merobohkan tenda-tenda mereka.”
Rasulullah ﷺ juga memanjatkan doa pada malam itu:
« اللّٰهُمَّ اهْزِمِ الْأَحْزَابَ، اللّٰهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ »
“Ya Allah, hancurkanlah golongan-golongan (pasukan musuh). Ya Allah, hancurkanlah mereka dan goncangkanlah mereka.” (HR. Bukhari)
Dan Allah mengabulkan dengan hujan.
Hikmah:
Hujan bisa menjadi senjata Allah untuk memenangkan kaum beriman tanpa satu pun pedang diangkat.
3. Hujan pada Perjalanan menuju Hudaibiyah: Menguatkan Tanah & Menenangkan Kaum Muslimin
Kisah Singkat Peristiwa Hujannya
Ketika Nabi ﷺ dan para sahabat menuju Hudaibiyah, mereka melewati perjalanan yang berat. Debu sangat tebal, tanah gembur sulit dilewati, dan mereka kekurangan air. Banyak sahabat mulai merasa berat dan gelisah.
Allah kemudian menurunkan hujan yang lembut namun cukup deras. Hujan ini:
- membersihkan tubuh mereka dari debu,
- mengisi kembali tampungan air mereka,
- menenangkan hati yang diliputi rasa takut,
- dan membuat tanah yang semula gembur menjadi padat, sehingga pasukan bisa berdiri dan berjalan dengan lebih kokoh.
Allah ﷻ berfirman:
﴿ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ … وَلِيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ ﴾
(QS. Al-Anfāl: 11)
Ibn Katsīr berkata:
« ثَبَّتَ الْأَقْدَامَ بِالْمَاءِ، فَإِنَّ التُّرَابَ إِذَا أَصَابَهُ الْمَاءُ لَانَ وَاسْتَقَرَّتْ عَلَيْهِ الْقَدَمُ »
“Allah meneguhkan pijakan mereka dengan air itu, karena tanah yang terkena air menjadi padat hingga kaki dapat berdiri kokoh di atasnya.”
Ibn Qayyim dalam Zād al-Ma‘ād juga menyebutkan:
« وَأَرْسَلَ اللّٰهُ عَلَيْهِمُ الْمَطَرَ فَطَهَّرَهُمْ وَثَبَّتَ أَقْدَامَهُمْ وَأَذْهَبَ عَنْهُمُ التَّعَبَ »
“Allah menurunkan hujan kepada mereka, mensucikan mereka, meneguhkan kaki mereka, dan menghilangkan rasa letih mereka.”
Hikmah:
Hujan yang menenangkan adalah bentuk kasih sayang Allah kepada para pejuang dakwah.
Penegasan Ulama: Hujan adalah Tentara Allah
Imam al-Qurthubi berkata:
« الْمَطَرُ مِنْ جُنُودِ اللّٰهِ يَنْصُرُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ »
Syaikh as-Sa‘di menyatakan:
« وَمِنْ آيَاتِهِ أَنَّ الْمَطَرَ جُنْدٌ مِنْ جُنُودِهِ »
Penutup
Dari ketiga kisah di atas, kita belajar bahwa:
-
Hujan adalah rahmat tetapi juga bisa menjadi pertolongan strategis.
-
Alam semesta adalah alat bagi Allah untuk menolong hamba-Nya.
-
Kaum beriman harus melihat hujan bukan sekadar cuaca, tetapi bagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya.
