KHUTBAH JUMAT
Musibah, Iman, dan Pelajaran Besar dari Banjir di Sumatera dan Aceh
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُوَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ
Pertama-tama, marilah kita senantiasa memperbaharui dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Takwa yang sebenar-benarnya, yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, di atas landasan ilmu, di atas bashirah, bukan di atas kejahilan atau taklid buta.
Di berbagai wilayah Sumatera dan Aceh, Allah sedang menurunkan ujian berupa banjir, tanah longsor, dan berbagai musibah lainnya. Kita turut mendoakan saudara-saudara kita yang terkena bencana, semoga diberi ketabahan dan kemuliaan oleh Allah.
Namun, jauh lebih penting dari sekadar menyaksikan berita bencana adalah memahami pesan-pesan Allah di balik setiap musibah.
1. Musibah sebagai Pengingat dan Momentum Taubat Kolektif
﴿ وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ ﴾ (الشورى: 30)
Artinya: "Musibah apa pun yang menimpa kalian adalah akibat perbuatan kalian sendiri, dan Allah banyak memaafkan."
Bencana sering kali merupakan tanda kasih sayang Allah yang ingin membangunkan manusia dari kelalaian.
– Kelalaian ibadah
– Penyimpangan moral
– Ketidakadilan sosial
– Kerusakan lingkungan
– Terputusnya kepedulian antarsesama
Musibah membuat manusia berhenti sejenak, lalu menoleh kembali kepada Allah.
2. Musibah Tidak Selalu Azab, Bisa Menjadi Rahmat dan Penghapus Dosa
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"Tidaklah seorang Muslim tertimpa keletihan, penyakit, kegelisahan, kesedihan, gangguan, maupun kesusahan, bahkan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus dengannya sebagian dari kesalahan-kesalahannya."
Musibah bagi orang beriman adalah penghapus dosa dan pengangkat derajat, bukan sekadar malapetaka.
Bagi saudara-saudara kita yang sedang kehilangan rumah, harta, atau keluarga akibat banjir — semoga Allah menjadikan itu jalan rahmat dan pengampunan.
3. Ujian Keimanan: Sabar dan Ridha
Allah menegaskan:
"Dan sungguh akan Kami uji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan jiwa, dan kekurangan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."
Tidak ada ujian yang Allah turunkan tanpa jaminan pahala bagi orang yang sabar.
Banjir, kehilangan, kesulitan ekonomi, semua itu menguji seberapa kuat iman seseorang.
Orang beriman tidak mencela takdir, tidak marah pada keadaan, tetapi menghadapi musibah dengan:
– Sabar
– Ridha
– Doa
– Dan keteguhan hati
4. Adab Ketika Terjadi Musibah
Rasulullah bersabda:
Dalam hadis lain:
Maka seorang Muslim tidak mencela hujan, cuaca, banjir, dan fenomena alam lainnya, sebab semua itu adalah ciptaan Allah.
Adab saat bencana juga mencakup:
– Menjaga ucapan
– Tidak menyebarkan hoaks
– Tidak memperkeruh suasana
– Tidak mengungkit bantuan
– Tidak menuduh tanpa ilmu
5. Musibah Mengingatkan Fana-nya Dunia
Allah berfirman:
Rumah bisa hanyut, kendaraan bisa rusak, harta bisa hilang dalam satu malam.
Namun akhirat tidak pernah hilang.
Musibah mengajari kita untuk melepaskan ketergantungan dari dunia dan memperkuat hubungan dengan akhirat.
6. Musibah Terbesar bagi Umat Islam Bukan Banjir, Tetapi Rusaknya Iman
Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Di antara semua bencana, musibah terbesar menurut para ulama bukanlah gempa, banjir, atau bencana alam lainnya.
Ibnul Qayyim rahimahullah memberikan pandangan yang mendalam mengenai hakikat musibah. Beliau menegaskan bahwa musibah yang sejati adalah yang menimpa agama seseorang, bukan musibah duniawi. Dalam kitabnya Madarijus Salikin (2/322), beliau berkata,
كُلُّ مُصِيبَةٍ دونَ مُصِيبَةِ الدِّينِ فَهَيِّنَةٌ، وَإِنَّهَا فِي الحَقِيقَةِ نِعْمَةٌ، وَالمُصِيبَةُ الحَقِيقِيَّةُ مُصِيبَةُ الدِّينِ.
“Setiap musibah selain musibah yang menimpa agama, maka anggaplah ringan musibah tersebut. Karena pada hakikatnya itu merupakan sebuah nikmat dan sebenar-benar musibah adalah musibah yang menimpa agama seseorang.”
Musibah terbesar adalah musibah pada agama:
– Hati yang jauh dari Allah
– Ibadah yang ditinggalkan
– Al-Qur’an yang tidak lagi dibaca
– Maksiat yang dianggap biasa
– Perpecahan umat
– Racun media sosial yang merusak akhlak
– Syubhat yang merusak aqidah
– Dosa yang dilakukan tanpa rasa takut
Rasulullah selalu berdoa:
Banjir dapat merobohkan rumah.
Tetapi rusaknya iman dapat merobohkan jiwa dan masa depan generasi.
Jika bencana alam menimpa sebuah daerah, mereka masih dapat bangkit kembali.
Namun jika bencana iman menimpa sebuah umat, maka umat itu akan kehilangan kemuliaan, keberkahan, dan pertolongan Allah.
Karena itu, setiap musibah alam harus mengingatkan kita untuk menjaga ketakwaan dan memperbaiki ketaatan kepada Allah.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ.أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إن الله وملائكته يصلون على النبي ياأيها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Jama’ah yang dirahmati Allah,
Mari kita mengambil pelajaran besar dari musibah yang melanda saudara-saudara kita di Sumatera dan Aceh:
-
Perbanyak istighfar dan taubat.
-
Perkuat sabar dan ridha.
-
Perbaiki akhlak saat bencana.
-
Bantu saudara kita sekuat kemampuan.
-
Jaga iman, karena itulah aset terbesar umat.
Marilah kita berdoa:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ لَا تُؤَاخِذْنَا بِذُنُوْبِنَا، وَلَا تُهْلِكْنَا بِمَا فَعَلَ ٱلسُّفَهَاءُ مِنَّا. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا، وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
اللَّهُمَّ احْفَظْنَا مِنْ كُلِّ بَلاَءٍ وَفِتْنَةٍ وَمُصِيبَةٍ
اللَّهُمَّ ارْفَعِ الْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ عَنْ بِلادِنَا وَبِلادِ الْمُسْلِمِينَ
عِبَادَ اللّٰهِ،
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ…
فَاذْكُرُوا اللّٰهَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ، وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
