"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

Manusia Sanggup Jadi Pengemban Amanah

 


Manusia Sanggup Jadi Pengemban Amanah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS. Al-Ahzab[33]: 72)

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan amanat adalah ketaatan. Allah menawarkan amanat itu kepada mereka sebelum menawarkannya kepada manusia, tetapi ternyata mereka tidak kuat. Lalu Allah berfirman kepada Adam, "Sesungguhnya Aku telah menawarkan amanat ini kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi mereka tidak mampu memikulnya. Apakah kamu mau memikul amanat ini berikut segala akibatnya?" Adam bertanya, "Apa saja konsekuensinya itu, wahai Tuhanku?" Allah Swt. menjawab, "Jika kamu berbuat baik, maka kamu diberi pahala. Dan jika kamu berbuat buruk, kamu disiksa. Lalu amanat itu diambil oleh Adam. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya: dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (Al-Ahzab: 72)

Ibnu Jarir mengatakan, Ibnu Abbas mengatakan bahwa lalu amanat itu ditawarkan kepada Adam seraya berfirman, "Ambillah amanat ini berikut segala konsekuensinya. Jika kamu taat Aku beri kamu ampunan; dan jika kamu durhaka, maka Aku akan mengazabmu." Adam berkata, "Saya terima." Maka dalam waktu yang tidak begitu lama kira-kira antara asar dan malam hari pada hari itu juga, Adam melakukan pelanggaran (yaitu memakan buah khuldi).

Amanah itu adalah menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya. Amanah itu adalah memakmurkan bumi ini untuk menjadi indah dengan aturan-aturan Sang Pencipta.

Amanat ini Sering dimaknai dengan kebebasan atau dalam istilah lain freedom of choise

Tapi ternyata kita memiliki dua penyakit kata Allah Subhanahu wa Ta’ala;

إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS. Al-Ahzab[33]: 72)

Kita tidak ingin dan tidak suka jika dikatakan bodoh dan zalim oleh orang lain. Tapi itu kata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hafalkan ini agar ketika kita bercermin melihat diri sendiri, kita melihat juga kebodohan-kebodohan diri ini. Agar ketika banyak manusia yang memuji dan menyanjung, kita tahu bahwa kita adalah makhluk yang zalim.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengeluarkan kita dari rahim ibu kita dalam kondisi tidak mengetahui apapun. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,” (QS. An-Nahl[16]: 78)

Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepada manusia berbagai macam kemampuan dan ilmu, baik dalam urusan dunia maupun urusan agama. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwa di antara kualitas yang manusia miliki adalah ilmu yang dia miliki.

Derajat Orang Berilmu


Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ

“niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah[58]: 11)

 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,” (QS. An-Nahl[16]: 78)


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,

إنما العلمُ بالتَّعَلُّمِ والحُلُمِ بالتَّحَلُّم

”Ilmu itu diperoleh hanya dengan belajar dan sifat al-hilm hanya diperoleh dengan cara berusaha.” (HR. Al Khathib)




Label