"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

Bagaimana Membedakan Adab dan Akhlak?

 


Bagaimana Membedakan Adab dan Akhlak?

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi no. 1162. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 284.)

Hadits tentang akhlak tersebut di antaranya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.” (HR. Ahmad no. 8952 dan Al-Bukhari dalam Adaabul Mufrad no. 273. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Adaabul Mufrad.)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi no. 1941. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no. 2201.)

Bahkan dengan akhlak mulia, seseorang bisa menyamai kedudukan (derajat) orang yang rajin berpuasa dan rajin shalat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
“Sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat dengan sebab akhlaknya yang luhur.” (HR. Ahmad no. 25013 dan Abu Dawud no. 4165. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhiib no. 2643.)

⭐ ADAB & AKHLAK 

Dalam tradisi Islam, pembahasan tentang adab dan akhlak sering terdengar, namun tidak selalu dipahami secara mendalam. Banyak yang mengira bahwa keduanya sama, padahal para ulama memisahkan keduanya secara metodologis:

  • Adab diperoleh melalui proses ta‘allum (belajar, pendidikan, pembiasaan kognitif).
  • Akhlak diperoleh melalui ta‘abbud (ibadah, tazkiyah, mujahadah jiwa).

    Inilah yang disimpulkan sebagian ulama dalam ungkapan:

    الأدَبُ يُكْتَسَبُ بِالتَّعَلُّمِ، وَالأَخْلَاقُ تُكْتَسَبُ بِالتَّعَبُّدِ

    “Adab diperoleh dengan belajar, sedangkan akhlak diperoleh dengan ibadah.”

    Al-Ghazali mengatakan:

    الْآدَابُ تُتَلَقَّى بِالتَّعَلُّمِ وَالتَّدْرِيبِ
    “Adab diperoleh dengan belajar dan latihan.”

    Adab menurut beliau adalah:
    • sikap, tutur kata, dan tingkah laku lahir
    • hasil proses belajar (التعلُّم)
    • dapat diajarkan, dicontohkan, dipraktikkan

    1. Adab Muncul dari Cahaya Ilmu & Tuntunan Nabi

    Ibn al-Qayyim memandang bahwa adab adalah penerapan ilmu:

    الأدبُ هو الدِّينُ كُلُّهُ

    “Adab pada hakikatnya mencakup seluruh agama.” (Madarij, 2/394)

    Maksud beliau: agama dipraktikkan melalui adab.
    Adab berkaitan dengan:

    • cara shalat,
    • cara berbicara,
    • cara berinteraksi,
    • cara memuji Allah,
    • cara mengikuti Sunnah.

    Ibn al-Qayyim berkata:

    الأدبُ مع اللهِ أصلُ الأدبِ كلِّه

    “Adab kepada Allah adalah akar dari seluruh adab.” (Madarij, 2/393)

    Adab bisa diajarkan dan dipelajari melalui:

    1. Ilmu.
    2. Teladan Nabi ﷺ.
    3. Guru dan lingkungan saleh.

    2. Akhlak Berakar dari Kebersihan Hati

    Secara bahasa:

    dari kata خَلْق yang berarti “ciptaan”, sesuatu yang mengakar dalam diri.

    Al-Ghazali mendefinisikan dalam Iḥyā’:

    هِيَ هَيْئَةٌ رَاسِخَةٌ فِي النَّفْسِ تَصْدُرُ عَنْهَا الْأَفْعَالُ بِسُهُولَةٍ وَيُسْرٍ

    “Akhlak adalah sifat yang tertanam kuat dalam jiwa, yang darinya perbuatan keluar dengan mudah tanpa perlu dipikirkan.”

    Ibn al-Qayyim menjelaskan bahwa akhlak tidak muncul dari luar, tetapi berasal dari hati:

    فَإِنَّ حُسْنَ الخُلُقِ مِنْ آثَارِ صَلَاحِ القَلْبِ، وَصَلَاحُ القَلْبِ مِنْ آثَارِ التَّعَبُّدِ لِلَّهِ

    “Sesungguhnya akhlak yang baik merupakan buah dari hati yang baik, dan hati yang baik adalah buah dari ibadah kepada Allah.” (Madarij as-Salikin, 2/307)

    Ini adalah inti pemikiran Ibn al-Qayyim:
    ➡ Akhlak  = Refleksi batin
    ➡ Batin     = dibentuk oleh ibadah & tauhid

    Maka seseorang tidak bisa memperbaiki akhlak hanya dengan ceramah, motivasi, atau teori tanpa ibadah.


    3. Adab ≠ Akhlak

    Walaupun saling berkaitan, Ibn al-Qayyim membedakan keduanya secara metodologis:

    ADAB = amalan lahiriah yang mengikuti petunjuk

    Dicapai melalui:
    ➡ ta‘allum (belajar)
    ➡ memahami syari‘at
    ➡ melihat teladan

    AKHLAK = kondisi batin yang memunculkan perbuatan secara spontan

    Dicapai melalui:
    ➡ ta‘abbud (ibadah)
    ➡ mujāhadah (melawan hawa nafsu)
    ➡ tazkiyah (penyucian hati)

    Ibn al-Qayyim berkata:

    وَالأَخْلَاقُ مِنْ نَتَائِجِ تَزْكِيَةِ النَّفْسِ

    “Akhlak adalah hasil dari penyucian jiwa.” (Ighatsah, 1/84)


    4. Kunci Akhlak Menurut Ibn al-Qayyim: Keikhlasan & Mujahadah

    Dalam Madarij as-Salikin, beliau menjelaskan:

    لا يَصِلُ العَبْدُ إلى مَقَامِ الإِحْسَانِ إِلَّا بِالمُجَاهَدَةِ

    “Seorang hamba tidak akan sampai kepada derajat ihsan kecuali dengan mujahadah (bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu).” (Madarij, 3/15)

    Mujahadah menghasilkan:

    • ➤ sabar
    • ➤ tawadhu’
    • ➤ pemaaf
    • ➤ jujur
    • ➤ syukur
    • ➤ ridha

    Semua ini disebut Ibn al-Qayyim sebagai buah ibadah yang benar.


    5. Kunci Adab Menurut Ibn al-Qayyim: Mengikuti Sunnah

    Dalam Zad al-Ma‘ad, Ibn al-Qayyim banyak menjelaskan adab Nabi ﷺ, misalnya:

    • adab berdoa,
    • adab tidur,
    • adab makan,
    • adab safar,
    • adab berbicara,
    • adab berinteraksi.

      Beliau menegaskan:

      مَنْ تَأَدَّبَ بِأَدَبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ فَازَ

      “Siapa yang beradab dengan adab Nabi ﷺ pasti beruntung.”
      (Zād al-Ma‘ād, 1/20)

      Adab menjadi framework (Landasan, Pola dasar, kerangka) perilaku lahiriah penuntut ilmu dan orang beriman.


      6. Contoh Perbedaan Adab vs Akhlak Menurut Ibn al-Qayyim

      A. Contoh Adab (lahiriah):

      1. Adab ketika berdoa:
        رفع اليدين، خفض الصوت، حضور القلب

      2. Adab berbicara:
        tidak memotong ucapan, tidak meninggikan suara.

      3. Adab membaca Al-Qur’an:
        tartil, khusyuk, tidak tergesa-gesa.

      4. Adab majelis ilmu:
        duduk sopan, menghormati guru.

      ➡ Semua ini dipelajari dari Sunnah & ilmu.


      B. Contoh Akhlak (batiniah):

      1. Tawadhu’ yang tulus.
      2. Sabar ketika diuji orang.
      3. Pemaaf meski mampu membalas.
      4. Jujur meski berat.
      5. Ikhlas tanpa berharap pujian.

        ➡ Semua ini buah ibadah, bukan sekadar teori.

        Ibn al-Qayyim berkomentar:

        لَا يَصْدُرُ حُسْنُ الخُلُقِ إِلَّا مِنْ قَلْبٍ تَقِيٍّ نَقِيٍّ

        “Akhlak yang baik tidak keluar kecuali dari hati yang bertakwa dan bersih.”
        (Madarij, 2/308)


        7. Bagaimana Melatih Akhlak Menurut Ibn al-Qayyim?

        Beliau memberikan metode tazkiyah yang paling praktis:

        1. Membiasakan ibadah dengan khusyuk

        Karena lalai dalam ibadah = lalai dalam akhlak.

        2. Menjauhi dosa

        Dosa mengeraskan hati → hati keras = akhlak rusak.

        3. Memperbanyak dzikir

        Dzikir menghidupkan hati.
        Hati hidup = akhlak lembut.

        Ibn al-Qayyim berkata:

        الذِّكْرُ يُعْطِي القَلْبَ قُوَّةً وَحَيَاةً

        “Dzikir memberikan kekuatan dan kehidupan bagi hati.”
        (Al-Wabil ash-Shayyib, 1/80)

        4. Muraqabah (merasa diawasi Allah)

        Menyadari Allah melihat → mencegah sifat buruk.

        5. Mujahadah (menahan amarah & hawa nafsu)

        Beliau menulis:

        المجاهدةُ أساسُ كُلِّ مقاماتِ السائرين إلى الله

        “Mujahadah adalah dasar seluruh tingkatan perjalanan menuju Allah.”
        (Madarij, 3/10)


        8. Bagaimana Mempelajari Adab Menurut Ibn al-Qayyim?

        Metodenya tiga:

        1. Mengikuti Sunnah Nabi ﷺ

        Sunnah = manual adab.

        2. Belajar dari para ulama dan guru

        Adab ditransmisikan melalui keteladanan.

        3. Membiasakan diri

        Adab dipraktikkan hingga menjadi kebiasaan.

        Ibn al-Qayyim berkata:

        العادَةُ تُقَلِّدُ الطَّبْعَ

        “Kebiasaan akan melekat seperti tabiat.”
        (Madarij, 2/255)


        KESIMPULAN BESAR MENURUT IBN AL-QAYYIM

        ⭐ Adab = dipelajari

        melalui ilmu, Sunnah, teladan, dan pembiasaan.

        ⭐ Akhlak = dilatih

        melalui ibadah, mujahadah, dan tazkiyah hati.

        ⭐ Adab = tubuh, Akhlak = ruh

        Keduanya harus bersatu agar seseorang menjadi hamba Allah yang sempurna.



        Label