"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

di antara orang-orang yang merugi di bulan Ramadan


Di antara orang-orang yang merugi di Bulan Ramadan


di antara orang-orang yang merugi di bulan Ramadan adalah:
Berpuasa namun bermaksiat
Berpuasa namun tidak bersemangat dalam melakukan ibadah
Berpuasa namun tidak menjaga adab-adabnya

1. Berpuasa namun bermaksiat

Ini adalah golongan yang paling parah dan paling merugi di antara golongan yang lain. Ada beberapa jenis maksiat yang dapat menghilangkan pahala puasa, seperti dusta. Hal ini sebagaimana yang telah kita jelaskan.

مَن لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ والعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ في أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وشَرَابَهُ.

“Barang siapa yang tidak meninggalkan kedustaan dan tetap melakukan kemaksiatan, maka Allah tidak akan memberikan pahala terhadap rasa lapar dan dahaganya.”(HR. Bukhari)

Apabila ketika kita berpuasa, maka hendaknya penglihatan dan pendengaran kita juga berpuasa. Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘anhu berkata,

إِذَا صُمْتَ فَلْيَصُمْ سَمْعُكَ، وَبَصَرُكَ مِنَ الْمَحَارِمِ، وَلِسَانُكَ مِنَ الْكَذِبِ

“Apabila engkau berpuasa, maka hendaknya berpuasa juga pendengaranmu, penglihatanmu dari yang haram, dan lisanmu dari kedustaan.”


2. Berpuasa namun tidak bersemangat dalam melakukan ibadah

Banyak sekali amalan-amalan yang bisa menyebabkan seseorang mendapat ampunan dari Allah namun ia lewati begitu saja. Padahal, Rasulullah ﷺ bersabda,

مَن صَامَ رَمَضَانَ، إيمَانًا واحْتِسَابًا، غُفِرَ له ما تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ.

“Barang siapa berpuasa Ramadan dengan iman dan ihstisab (mengharap pahala) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR. Bukhari No. 2014 dan HR. Muslim No. 760.)

Demikian juga Rasulullah ﷺ bersabda,

مَن قامَ ليلةَ القدرِ إيمانًا واحتِسابًا غُفِرَ لَهُ ما تقدَّمَ من ذنبِهِ

“Barang siapa melakukan shalat malam dengan iman dan ihstisab maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.”( HR. Nasai No. 1278)

مَن قامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إيمانًا واحْتِسابًا غُفِرَ له ما تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang menghidupkan lailatul qadar dengan iman dan ihtisab maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”( HR. Bukhari No. 2014 dan HR. Muslim No. 760.)

Semakin banyak amalan yang kita lakukan, maka semakin banyak juga pahala yang akan kita dapatkan di akhirat. Apa saja amal saleh yang dapat dikerjakan dalam bulan Ramadan maka kerjakanlah, seperti beri’tikaf di sepuluh terakhir di bulan Ramadan, atau memberi makan kepada orang yang berbuka puasa sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرُ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala orang yang berpuasa tersebut.”( HR. Tirmizi No. 807)


3. Berpuasa namun tidak menjaga adab-adabnya

Rasulullah ﷺ bersabda

إذَا كانَ يَوْمُ صَوْمِ أحَدِكُمْ فلا يَرْفُثْ ولَا يَصْخَبْ، فإنْ سَابَّهُ أحَدٌ أوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

“Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa hendaknya ia jangan berkata-kata kotor dan jangan berteriak-teriak. Apabila seseorang mencaci maki atau mengajak berkelahi maka hendaknya ia katakan, ‘Aku sedang berpuasa’.”( HR. Bukhari)

Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘anhu berkata

وَلَا تَجْعَلْ يَوْمَ صِيَامِكَ وَيَوْمَ فِطْرِكَ سَوَاءً

“Jangan engkau jadikan hari puasamu seperti hari biasa.”(Mushannaf Ibn Abi Syaibah No. 8880)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,

رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” [HR. Ahmad, shahih]

Ibnu Rajab menukilkan perkataan salaf,

من لم يغفرْ لَه في رمضان فلن يغفر له فيما سواه؛

“Barangsiapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan, maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya.” [Latha-if Al-Ma’arif, hal. 297]



Label