"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

Suara Sendal Bilal di Surga

Suara Sendal Bilal di Surga


عن بريدة رضي اللَّه عنه قال : أَصْبَحَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمًا، فَدَعَا بِلاَلاً، فَقَالَ: “يَا بِلاَلُ بِمَ سَبَقْتَنِي إِلَى الجَنَّةِ؟ إِنِّي دَخَلْتُ الْبَارِحَةَ الجَنَّة فَسَمِعْتُ خَشْخَشَتَكَ أَمَامِي”. فَقَالَ بِلاَلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا أَذَّنْتُ قَطُّ إِلاَّ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ، وَمَا أَصَابَنِي حَدَثٌ قَطُّ إِلاَّ تَوَضَّأْتُ عِنْدَهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: “بِهَذَا”

Suatu pagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil Bilal. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai Bilal, dengan amal apa kamu mendahului diriku di surga? Sungguh semalam aku memasuki surga. Aku mendengar derap bersuaramu (suara sandalnya) di depanku.” Bilal menjawab, “Wahai Rasulullah, tidaklah aku melakukan suatu dosa sama sekali melainkan (setelahnya) aku sholat dua rakaat. Dan tidaklah diriku berhadats (batal wudhu), melainkan aku langsung wudhu lagi dan sholat dua rakaat.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkomentar, “Dengan amalan inilah (engkau begitu cepat masuk surga).” (HR. al-Hakim.1179. Ia menyatakan riwayatnya ini shahih sesuai dengan syarat al-Bukhari dan Muslim. Walaupun keduanya tak meriwayatkannya).

Pelajaran Yang terdapat didalam hadist:

1- Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bergitu gembira dengan kabar baik yang didapatkan oleh para sahabatnya. Melihat keadaan Bilal, beliau langsung bersegera menceritakannya kepada khalayak. Kemudian beliau ungkapkan dengan ucapan, “Sungguh beruntung Bilal.” Beliau doakan Bilal dan menanyakan amal apa yang membuatnya begitu cepat masuk ke dalam surga.

2- Dari hadits ini, jangan dipahami bahwa Bilal lebih dulu masuk surga dibanding Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena kita tahu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang pertama yang diizinkan masuk ke dalam surga. Sebagaiman dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“آتِي بَابَ الجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتفْتِحُ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ: مُحَمَّدٌ. فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لاَ أَفْتَحُ لأَحَدٍ قَبْلَكَ

“Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat. Aku minta agar pintu dibuka. Penjaga surga berkata, ‘Siapa Anda?’ Aku jawab, ‘Muhammad’. Ia berkata, ‘Untukmulah aku diperintahkan (membuka pintu). Aku tak akan membukanya untuk seorang pun sebelummu’.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman 197).

3- Ini adalah suatu kepastian yang akan terjadi di hari kiamat. Adapun ketika masih di dunia, Allah Ta’ala mengirim ruh Bilal radhiallahu ‘anhu ke surga. Ia mendahului Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kondisi ini. Di sisi lain, Bilal sendiri tidak menyadari hal ini. Ia baru tahu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakannya.

4- Hadits ini juga menunjukkan tawadhu (kerendahan hati) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan betapa beliau senang membuat orang-orang di sekitarnya bahagia.

5- Dalam hadits ini, kita juga mendapat pelajaran betapa besar pahala selalu menjaga wudhu tatkala berhadast dan dua rakaat shalat setelahnya.

6- Islam mengajarkan amalan sesuatu berdimensi dunia akhirat, dunianya dengan ismaghul wudhu(menyempurnakan wudhu] maka salah satunya akan memperkokoh al jihazulmana'i(ketahan tubuh) dari virus-virus khususnya corona.

7- Semoga kita ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wata'ala sebagai hambaNya yang suka bersuci(wudhu) dan mendekat diri kepadaNya dengan shalat, selalu sehat, panjang umur dan akhir hayat husnul khotimah, aamiin.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur'an :

1- Wudhu merupakan sebab datangnya kecintaan Allah Subhanahu wa Ta'ala

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. [Al Baqoroh :222]

2- Perintah berwudhu di saat hendak mengerjakan salat; tetapi bagi orang yang berhadas hukumnya wajib, sedangkan bagi orang yang masih suci hukumnya sunat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak menger­jakan salat, maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian sam­pai dengan siku, dan sapulah kepala kalian dan (basuh) kaki ka­lian sampai dengan kedua mata kaki; dan jika kalian junub, ma­ka mandilah; dan jika kalian sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempu­an, lalu kalian tidak memperoleh air, maka bertayamumlah de­ngan tanah yang baik (bersih); sapulah muka kalian dan tangan kalian dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, supaya kalian bersyukur. [al-maidah :6]

Label