"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

4 Arah Godaan Setan



4 Arah Godaan Setan


Dalam menghadapi kehidupan dunia ini, manusia memiliki musuh nyata yang harus benar-benar kita jadikan ia sebagai musuh. Musuh tersebut adalah setan, baik dari golongan jin maupun manusia.

Terkait hal ini, Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Fathir ayat 6,

اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهُ لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِۗ

“Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”

Kemudian, setan itu sendiri dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu dari golongan jin dan dari golongan manusia.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat al-An’am ayat 112,

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا

“Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan.”

Kedua ayat tersebut menegaskan kepada kita bahwa setan dari golongan jin maupun manusia merupakan musuh yang nyata sehingga marilah kita jadikan keduanya sebagai musuh kita bersama.

Dalam Mu’jam Maqayis al-Lughah,jilid 3, halaman 184, lafal setan diambil dari akar kata bahasa Arab, sya-tha-na yang berarti jauh dan menentang dari kebenaran. Sehingga, setiap jin dan manusia yang menghalang-halangi dari kebenaran dan berusaha menyesatkan manusia, maka hakikatnya adalah setan.

Setan pun dapat dikatakan memiliki raja, bernama Iblis yang sejak penciptaan Nabi Adam ‘alaihissalam telah membangkang dari perintah Allah Ta’ala. Bahkan ia berjanji untuk menyesatkan manusia dari jalan yang benar.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat al-A’raf ayat 17,

ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

“Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

Dalam ayat tersebut, sangat jelas bahwa Iblis dan setan-setan bala tentaranya pasti akan berusaha menyesatkan manusia, baik dari depan, belakang, kanan maupun kiri manusia. Untuk itu, mari kita mengenal berbagai godaan tersebut.

Imam Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala menjelaskan ayat ini dengan mengutip pendapat dari sahabat mulia ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu. Sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhiim, makna godaan setan dari 4 arah :

Pertama:Godaan Setan dari depan

Iblis dan setan-setan bala tentaranya akan menyesatkan manusia dari perkara-perkara akhirat.

Sehingga ia ragu akan kehidupan akhirat. Ia ragu akan adanya balasan atas segala perbuatan yang dilakukan, ia ragu akan adanya siksaan yang teramat pedih dan kenikmatan yang tiada duanya di surga, dan lain sebagainya.

Kedua: Godaan Setan dari belakang

Iblis dan setan-setan bala tentaranya akan menjadikan manusia cinta akan dunia.

Sehingga ia selalu mengejar dunia dan melupakan akhirnya. Ia mencari harta dengan berbagai cara tanpa memperhatikan syariat, ia memuaskan dirinya dengan segala kenikmatan walaupun melanggar syariat, dan lain sebagainya.

Ketiga: Godaan Setan dari kanan

Iblis dan setan-setan bala tentaranya akan mencegah manusia dari kebaikan-kebaikan.

Sehingga, manusia ragu-ragu dan waswas dalam melakukan kebaikan, ia tidak ikhlas dalam melaksanakan ketaatan dan lain sebagainya.

Keempat: Godaan Setan dari kiri

Maksud godaan setan dari kiri yaitu Iblis dan setan-setan bala tentaranya akan menghiasi keburukan dan kemaksiatan.

Sehingga, manusia terjerumus ke dalam kemaksiatan dan keburukan, ia merasa seakan-akan keburukan tersebut merupakan kebaikan serta kenikmatan yang perlu dilakukan, dan lain sebagainya.

Melihat berbagai godaan yang dilakukan oleh Iblis dan bala tentaranya, marilah kita selalu tunduk, berdoa, meminta pertolongan kepada Allah subhanahu wata’ala.

Sementara itu, al-Hakam bin Abban menuturkan dari ‘Ikrimah dari sahabat mulia ‘Abdullah bin ‘Abbas, “Allah Ta’ala tidak berfirman ‘dari atas mereka’ kerana rahmat itu diturunkan dari arah atas.”

Al-Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata:

آتَاك يَا اِبْن آدَم مِنْ كُلّ وَجْه غَيْر أَنَّهُ لَمْ يَأْتِك مِنْ فَوْقك لَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يَحُول بَيْنك وَبَيْن رَحْمَة اللَّه

Dia (Iblis) mendatangimu dari seluruh segi (arah) akan tetapi dia tidak mendatangimu dari arah atasmu, dia tidak mampu menghalangi antara dirimu dengan rahmat tuhanmu (Allah). (Tafsir al-Qur'an al-Adzim, al-Imam Abu Fida Ibnu Katsir, tafsir al-A'raf ayat 17) Allah tinggi di atas seluruh makhluknya, baik dzatnya maupun sifat kemulian dan kekuasaannya.

Label