"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

"Hadits Shahih adalah Madzhab-ku" (Imam As-Syafi'i)

BAHAYA SENGKETA TANAH

 BAHAYA SENGKETA TANAH

HATI-HATI DENGAN BATAS TANAH

(Cilawang, 01 September 2022)



وعن عروة بن الزبير : أنَّ سعيد بن زيد بن عمرو بن نُفَيلٍ – رضي الله عنه – ، خَاصَمَتْهُ أَرْوَى بِنْتُ أوْسٍ إِلَى مَرْوَانَ بْنِ الحَكَمِ، وادَّعَتْ أنَّهُ أخَذَ شَيْئاً مِنْ أرْضِهَا ، فَقَالَ سعيدٌ : أنا كُنْتُ آخُذُ شَيئاً مِنْ أرْضِهَا بَعْدَ الَّذِي سَمِعْتُ مِنْ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – !؟ قَالَ : مَاذَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ الله – صلى الله عليه وسلم – ؟ قَالَ : سَمِعْتُ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – يقول : (( مَنْ أخَذَ شِبْراً مِنَ الأرْضِ ظُلْماً ، طُوِّقَهُ إِلَى سَبْعِ أرْضِينَ )) فَقَالَ لَهُ مَرْوَانُ : لا أسْألُكَ بَيِّنَةً بَعْدَ هَذَا ، فَقَالَ سعيد : اللَّهُمَّ إنْ كَانَتْ كاذِبَةً ، فَأعْمِ بَصَرَها ، وَاقْتُلْهَا في أرْضِها ، قَالَ : فَما ماتَتْ حَتَّى ذَهَبَ بَصَرُهَا ، وَبَيْنَما هِيَ تَمْشِي في أرْضِهَا إذ وَقَعَتْ في حُفْرَةٍ فَماتَتْ . متفق عَلَيْهِ .

وفي روايةٍ لِمُسْلِمٍ عن محمد بن زيد بن عبد الله بن عُمَرَ بِمَعْنَاهُ ، وأنه رآها عَمْيَاءَ تَلْتَمِسُ الجُدُرَ تقولُ : أصابَتْنِي دَعْوَةُ سَعيدٍ ، وأنَّها مَرَّتْ عَلَى بِئرٍ في الدَّارِ الَّتي خَاصَمَتْهُ فِيهَا ، فَوَقَعَتْ فِيهَا ، وكانتْ قَبْرَها 

Dari ‘Urwah bin Az-Zubair, bahwasanya Said bin Zaid bin Amr bin Nufail radhiyallahu ‘anhu pernah dituntut oleh Arwa binti Aus radhiyallahu ‘anha kepada Marwan bin Al-Hakam dengan tuduhan bahwa Sa’id merampas sebagian tanahnya. Said berkata, “Aku telah mengambil sebagian tanahnya setelah aku mendengar sesuatu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam!”

Marwan berkata, “Apa yang telah Anda dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Said menjawab, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa merampas sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan mengalungkan tanah itu ke lehernya sampai pada lapisan bumi ketujuh.’” Marwan pun berkata, “Aku tidak akan meminta bukti lagi kepada Anda setelah itu.” Said lantas berkata, “Ya Allah, jika ia berdusta, maka butakanlah penglihatannya dan matikanlah ia di tanahnya.”

‘Urwah berkata, “Wanita itu ternyata mati setelah matanya buta. Yaitu, suatu ketika ia berjalan di tanahnya. Kemudian ia terjatuh ke dalam sebuah lubang dan seketika itu pula mati.” (Muttafaqun ‘alaih).

Di dalam riwayat Muslim, dari Muhammad bin Zaid bin ‘Abdullah bin ‘Umar, dengan kasus yang sama, yaitu bahwa Muhammad melihat Arwa dalam kondisi buta, berjalan meraba-raba tembok seraya berkata, “Doa Sa’id atasku telah dikabulkan.” Ia berjalan di dekat sumur di rumah yang dipersengketakannya, lalu ia jatuh ke dalamnya. Sumur itu pun menjadi kuburnya.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنَ الأَرْضِ ظُلْمًا، فَإِنَّهُ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ

“Barangsiapa yang mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan mengalungkan tujuh bumi kepadanya.”


و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَأْخُذُ أَحَدٌ شِبْرًا مِنْ الْأَرْضِ بِغَيْرِ حَقِّهِ إِلَّا طَوَّقَهُ اللَّهُ إِلَى سَبْعِ أَرَضِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah salah seorang dari kamu mengambil sejengkal tanah tanpa hak, melainkan Allah akan menghimpitnya dengan tujuh lapis bumi pada hari Kiamat kelak. [HR:  Muslim No.3024].

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ

” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” (QS. An Nisa’: 29). Ayat ini menunjukkan tidak bolehnya merampas harta orang lain kecuali dengan jalan suka sama suka atau saling ridho.

Dalam ayat lain juga disebutkan,

وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” (QS. Al Baqarah: 188).




Label