Mencukupkan diri dengan Alqur’an dan Sunnah
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ الَّله أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ أَتَى النَّبِيَّ بِكِتَابٍ أَصَابَهُ مِنْ بَعْضِ أَهْلِ الْكُتُبِ فَقَرَأَهُ النَّبِيُّ فَغَضِبَ فَقَالَ: أَمُتَهَوِّكُونَ فِيهَا يَا ابْنَ الْخَطَّابِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةً لَا تَسْأَلُوهُمْ عَنْ شَيْءٍ فَيُخْبِرُوكُمْ بِحَقٍّ فَتُكَذِّبُوا بِهِ أَوْ بِبَاطِلٍ فَتُصَدِّقُوا بِهِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Suatu saat ‘Umar bin al-Khaththab radhiallahu ‘anhu menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa sebuah kitab yang ia dapatkan dari sebagian Ahli Kitab. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membacanya. Beliau kemudian marah dan bersabda, “Apakah engkau termasuk orang yang bingung, wahai Ibnul Khaththab? Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya sungguh aku telah datang kepada kalian dengan membawa agama yang putih bersih. Jangan kalian bertanya sesuatu kepada mereka (Ahlul Kitab) karena (boleh jadi) mereka mengabarkan al-haq kepada kalian namun kalian mendustakan al-haq tersebut, atau mereka mengabarkan satu kebatilan lalu kalian membenarkan kebatilan tersebut. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa ‘alaihissalam masih hidup niscaya tidak diperkenan baginya melainkan dia harus mengikutiku.”
Takhrij Hadits
Hadits yang mulia ini hasan. Diriwayatkan al-Imam Ahmad bin Hanbal
dalam Musnad-nya (3/387 no. 14623), melalui jalan guru beliau Suraij
bin an-Nu’man dari Husyaim dari Mujalid dari asy-Sya’bi dari
Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma.
Dalam riwayat ad-Darimi hadits di atas disebutkan dengan lafadz,
Umar ibnul Khaththab radhiyallahu anhu datang kepada Rasulullah ﷺ membawa salinan dari kitab Taurat. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, ini salinan dari kitab Taurat.”
Rasulullah ﷺ diam. Umar mulai
membacanya dalam keadaan wajah Rasulullah ﷺ berubah. Melihat hal itu, Abu Bakr berkata kepada Umar, “Betapa ibumu
kehilanganmu (Artinya, betapa ibumu kehilanganmu. Orang yang mengucapkan hal
ini seakan-akan mendoakan kematian lawan bicaranya karena jeleknya perbuatan
atau ucapannya), tidakkah engkau melihat perubahan pada wajah Rasulullah?”
Umar melihat wajah Rasulullah ﷺ, lalu
berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari kemurkaan Allah dan Rasul-Nya. Kami
ridha Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama kami, dan Muhammad sebagai
Nabi kami.”
Rasulullah ﷺ berkata, “Demi Dzat yang
jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seandainya Musa alaihis salam muncul kepada
kalian kemudian kalian mengikutinya dan meninggalkan aku, sungguh kalian telah
sesat dari jalan yang lurus. Seandainya Musa masih hidup dan menemui masa
kenabianku, niscaya ia akan mengikutiku.”
____________________________________________________
Wajibnya mencukupkan diri dengan Al Qur’an dan juga Sunnah yang merupakan dasar agama Islām,
Diriwayatkan oleh Al Imam an Nasaii & juga yang lain.
عن النبي ﷺ: أنه رأى في يد
عمر بن الخطاب رضي الله عنه ورقة من التوراة،
Diriwayatkan oleh Al Imam an Nasaii & juga yang lain dari Nabi ﷺ , bahwasanya Beliau ﷺ melihat ditangan Umar bin Khattab ada 1 lembar dari Taurat.
Bukan Taurat sempurna tapi dia adalah 1 lembar dari Taurat, Maka
Nabi ﷺ berkata kepada Umar bin Khattab
أَمُتَهَوِّكُونَ فِيهَا يَا
ابْنَ الْخَطَّابِ،
Apakah kalian dalam keadaan bingung wahai Umar bin Khattab? Sehingga masih membaca kitab seperti ini, kitab yang sudah di nashk oleh Al Qur’an dan seluruh kebaikan kalau memang disitu ada Wahyu maka kebaikan tersebut ada di dalam Al Qur’an
- تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ --
Ini adalah pertanyaan yang sifatnya pengingkaran, apakah Hamza di sini adalah hamazatul Istifham (pertanyaan), tapi ada diantara pertanyaan yang maksudnya adalah pengingkaran,
Ini adalah mengingkari beliau , kenapa melakukan nya demikian… Pengingkaran disini menunjukkan tentang wajibnya mencukupkan diri dengan Al Qur’an dan juga Sunnah, karena Beliau ﷺ mengingkari, mengingkari kenapa masih memegang Taurat/lembaran dari Taurat.
لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِهَا
بَيْضَاءَ نَقِيَّةً
Sungguh aku telah datang kepada kalian dengannya (dengan syariat
ini, dengan Islām ini) dalam keadaan putih bersih,
Kemudian beliau menyebutkan tentang akibat orang yang tidak mengikuti Sunnah beliau
لو كان موسى حياً
Seandainya Musa – حياً
– dalam keadaan sekarang ini masih hidup
واتبعتموه
Kemudian kalian mengikuti beliau, mengikuti Taurat yg beliau bawa
وتركتموني
Kemudian kalian meninggalkan diriku
Padahal beliau juga Nabi, Nabi Muhammad ﷺ
juga Nabi
ضللتم
Niscaya kalian akan sesat.
Pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga diajarkan sahabat kepada murid-murid mereka, para tabiin. Dalam sebuah atsar disebutkan,
أَنَّ أَباَ قُرَّةٍ الْكِنْدِي أَتَى ابْنَ مَسْعُودٍ بِكِتَابٍ، فَقَالَ: إِنِّي قَرَأْتُ هَذَا بِالشَّامِ فَأَعْجَبَنِي، فَإِذَا هُوَ كِتَابٌ مِنْ كُتُبِ أَهْلِ الْكِتَابِ، فَقَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ: إِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِاتِّبَاعِهِمْ الْكُتُبَ وَتَرْكِهِمْ كِتَابَ اللهِ. فَدَعاَ بِطَسْتٍ وَمَاءٍ فَوَضَعَهُ فِيهِ وَأَمَاثَهُ بِيَدِهِ حَتَّى رَأَيْتُ سَوَادَ الْمِدَادِ
Abu Qurrah al-Kindi menjumpai Ibnu Mas’ud dengan membawa sebuah kitab. Abu Qurrah berkata, “Aku membaca kitab ini di Syam, aku pun terkagum, ternyata ini salah satu kitab dari kitab kitab Yahudi dan Nasrani!”
Ibnu Mas’ud berkata, “Sungguh umat-umat sebelum kalian binasa
karena sibuk dengan kitab-kitab (yang telah bercampur dengan kebatilan, -pen.)
dan meninggalkan Kitab Allah!”
Kemudian Ibnu Mas’ud minta didatangkan baskom berisi air dan beliau
rendam kitab itu di dalamnya, beliau remas-remas hingga aku lihat air menghitam
karena tinta.