SAHABAT YANG SALING BERMUSUHAN DI AKHIRAT
Sahabat yang jadi musuh di akhirat |
Allah
berfirman,
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ
بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman
akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)
Ahli Tafsir
At-Thabari menjelaskan,
المتخالون يوم القيامة على
معاصي الله في الدنيا, بعضهم لبعض عدوّ, يتبرأ بعضهم من بعض, إلا الذين كانوا
تخالّوا فيها على تقوى الله.
“Orang-orang
yang saling bersahabat di atas maksiat kepada Allah di dunia, di hari kiamat
akan saling bermusuhan satu sama lain dan saling berlepas diri, kecuali mereka
yang saling bersahabat di atas takwa kepada Allah.” (Lihat Tafsir
At-Thabari)
Allah Ta’ala
berfirman :
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ
عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ﴿٢٧﴾
يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ﴿٢٨﴾ لَقَدْ
أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ
لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya (yakni: sangat menyesal), seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku.” Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan: 27-29)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai
orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar (jujur).” (QS. At-Taubah: 119)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ
خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu
mengikuti diin (agama; tabiat; akhlaq) kawan dekatnya. Oleh karena itu,
hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan kawan
dekat.” (HR. Abu Dawud, Silsilah ash-Shahihah no. 927)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ عَلِى بْنِ أَبِى طَالِبٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ اَلأَخِلاَّءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلاَّ اْلمُتَّقِيْنَ) قَالَ: خَلِيْلاَنِ مُؤْمِنَانِ وَخَلِيْلاَنِ كَافِرَانِ فَتُوُفِّيَ أَحْدُ الْمُؤْمِنَيْنِ وَبُشِّرَ بِالْجَنَّةِ فَذَكَرَ خَلِيْلَهُ فَيَقُوْلُ: اللَّهُمَّ ﺇنَّ فُلاَناً خَلِيْلِي يَأْمُرُنِي بِطَاعَتِكَ وَطَاعَةِ رَسُوْلِكَ وَيَأْمُرُنِي بِالْخَيْرِ وَيَنْهَانِي عَنِ الشَّرِّ وَيُنَبِّئُنِي أَنِّي مُلاَقِيْكَ. اللَّهُمَّ فَلاَ تُضِلَّهُ بَعْدِي حَتَّى تُرِيَهُ مِثْلَ مَا أَرَيْتَنِي وَتَرْضَى عَنْهُ كَمَا رَضِيْتَ عَنِّي، فَيُقَالُ لَهُ: اِذْهَبْ فَلَوْ تَعْلَمُ مَالَهُ عِنْدِي لَضَحِكْتَ كَثِيْراً وَبَكَيْتَ قَلِيْلاً، قَالَ: ثُمَّ يَمُوْتُ اﻵخَرُ فَتَجْتَمِعُ أَرْوَاحُهُمَا، فَيُقَالُ: لِيُثْنِ أَحَدُكُمَا عَلَى صَاحِبِهِ، فَيَقُوْلُ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا لِصَاحِبِهِ: نِعْمَ الأَخُ، وَنِعْمَ الصَّاحِبُ، وَنِعْمَ الْخَلِيْلُ، وَاِذَا مَاتَ اَحَدُالْكَافِرِيْنَ وَبُشِّرَ بِالنَّارِ ذَكَرَ خَلِيْلَهُ فَيَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ اِنَّ خَلِيْلِى فُلاَناً كَانَ يَأْمُرُنِى ِبمَعْصِيَتِكَ وَمَعْصِيَةِ رَسُوْلِكَ وَيَأْمُرُنِي بِالشَّرِّ، وَيَنْهَانِى عَنِ الْخَيْرِ ، وَيُخْبِرُنِي أَنِّي غَيْرُ مُلاَقِيْكَ، اللَّهُمَّ فَلاَ تَهْدِهِ بَعْدِي حَتَّى تُرِيَهُ مِثْلَ مَاأَرَيْتَنِي وَتَسْخَطَ عَلَيْهِ كَمَا سَخِطْتَ عَلَيَّ، قَالَ: فَيَمُوْتُ الْكَافِرُ اﻵخَرُ، فَيُجْمَعُ بَيْنَ أَرْوَاحِهِمَا، فَيُقَالُ: لِيُثْنِ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْكُمَا عَلَى صَاحِبِهِ، فَيَقُوْلُ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا لِصَاحِبِهِ: بِئْسَ اْلأَخُ، وَبِئْسَ الصَّاحِبُ، وَبِئْسَ الْخَلِيْلُ. (رواه ابن ابي حاتم(
Ali bin Abi Talib berkata,”Orang-orang yang berteman (pada waktu
di dunia) akan menjadi bermusuhan antara sebagian mereka dengan sebagian yang
lain pada hari Kiamat, kecuali orang-orang yang bertakwa.” Ali melanjutkan,
“Ada dua orang mukmin yang berteman, dan dua orang kafir yang berteman. Lalu
salah seorang dari dua orang mukmin itu meninggal dunia. Ia diberi kabar
gembira dengan masuk surga, maka ia teringat temannya.
Ia berkata, “Ya Allah, sesungguhnya si fulan temanku dahulu
pernah mengajakku untuk taat kepada-Mu dan rasul-Mu. Ia mengajakku untuk
kebaikan, serta melarangku dari keburukan, dan mengabarkan kepadaku bahwa kelak
aku akan bertemu dengan-Mu. Oleh karena itu, ya Allah, jangan sesatkan dirinya setelah
kepergianku, sampai saat Engkau memperlihatkan (surga)kepadanya, sebagaimana
telah Engkau perlihatkan kepadaku, sampai Engkau rida kepadanya sebagaimana
Engkau rida kepadaku.” Kemudian dikatakan kepada mukmin tersebut,
“Pergilah, seandainya kamu tahu apa yang Aku sediakan baginya disisi-Ku
tentulah kamu akan banyak tertawa dan sedikit menangis.”
Ali melanjutkan, “Lalu mukmin yang satu lagi meninggal, sehingga
ruh mereka bertemu. Setelah itu, dikatakan kepada mereka, “Hendaklah
masing-masing kalian memuji temannya.” Maka masing-masing mereka berkata, “(Engkau)
adalah sebaik-baiknya saudara, sahabat, dan teman.”
Dan apabila meninggal dunia satu di antara dua teman yang kafir,
maka ia dikabari akan masuk neraka. Lalu ia teringat temannya, maka ia berkata,
“Ya Allah, sesungguhnya si fulan temanku pernah mengajakku untuk durhaka
kepada-Mu dan rasul-Mu. Ia mengajakku untuk berbuat jahat dan melarangku
berbuat baik, memberitahu kepadaku bahwa aku tidak akan bertemu dengan-Mu.
Oleh karena itu ya Allah, janganlah Engkau beri petunjuk kepadanya
setelah kepergianku, sampai Engkau tunjukkan sesuatu (neraka) seperti yang
Engkau tunjukkan kepadaku, dan murkailah dia seperti Engkau murka kepadaku.”
kemudian Ali melanjutkan, “lalu orang kafir lainnya meninggal, maka ruh mereka
bertemu.
Setelah itu dikatakan kepada mereka, “Hendaklah masing-masing
kalian memuji temannya.” Maka masing-masing mereka berkata, “(Engkau) adalah
seburuk-buruk saudara, teman dan kekasih. (Riwayat Ibn Abi Hatim)